Oleh Sunan Kaliurang

Pasca Covid 19 munculah perguruan dengan semboyan atau slogan I’m UII. Perguruan itu layaknya perguruan kungfu banyak mengajarkan ilmu tingkat tinggi dengan berbagai jurus.Setidaknya ada 8 Jurus yang diajarkan sebagai jurus sakti seperti jurus medis untuk pengobatan, jurus teknik untuk merekayasa benda apapun, jurus komunikasi dan psikologis untuk menguasai jiwa, jurus agama makrifat kepada sang pencipta, jurus hukum untuk membuat aturan dan menjadi pembela pembela keadilan, jurus ekonomi untuk mengusahakan bisnis yang menguntungkan dan jurus MIPA untuk memahami alam.

Sejak dipimpin suhu atau pendekar dari penguasa Jurus teknik informasi maka perguruan itu telah bertransformasi dengan semua jurus teknik informasi yang disebut digitalisasi. Digitalisasi adalah jawaban Allah di era pandemi saat semua lockdown dan pelatihan jurus jurus apapun dilakukan secara daring. Semua pendekar di perguruan itu memiliki tugas dan kewajiban yang sama yaitu catur dharma yaitu pendidikan jurus saktinya, penelitian, pengabdian dan dakwah.
Jurus jurus berkembang menjadi jurusan yang berjumlah 23 jurusan.
Di ajang pertandingan nasional perguruan itu bisa bersaing dari berbagai padepokan Sampai mendapatkan gelar perguruan unggul.

Dengan icon I’m UII yang baru untuk menggantikan icon lama VIP atau value innovation perfection, perguruan itu tetap berjuang untuk mewujudkan Islam sebagai Rahmatalilalamin. Slogan I’m UII singkatan dari Islami Mondial Unggul Intelektual dan Indonesiawi. Selamat untuk Raihan penghargaan dengan akreditasi Unggul untuk huruf U pada slogan I’m UII. Lantas untuk Islami dan Mondial Intelektual serta Indonesiawi apakah juga sudah termasuk unggul semua. Kalau sudah semua berarti masjid kampusnya akan penuh dengan jamaah ketika sholat. Itu penting karena saat masuk masjid disunahkan untuk membaca doa Allahumftahli abwaba rohmatik untuk membuka Rahmat Allah ke seluruh alam. Nambah lagi pendekar jurus hukum yang pindah ke dekat lereng Merapi supaya latihan jurus jurusnya semakin kondusif malah belum menambah personil sholat jamaahnya di Ulil Albab. Semoga masjid sebagai pabrik orang yang bertaqwa semakin makmur di perguruan manapun sehingga bisa Mondial ke seluruh alam. Selamat dan barokah untuk kita semua. Amien.

Bagaimanapun juga saya adalah tetap orang UII atau I’m UII dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Pilih mana I’m UII nya sesuai singkatannya atau terjemahannya. Sekali selamat untuk pencapaian akreditasi Unggul UII.


Polemik antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan mantan Menteri Kesehatan yang sekaligus seorang jenderal dan guru besar yang bekerja di RSPAD menyisakan banyak PR atau catatan. Setidaknya model Digital Subtraction Angiography (DSA) yang awalnya sebagai sebuah metode diagnosis untuk menentukan lokasi sumbatan penyebab stroke di otak lalu dimodifikasi menjadi sebuah metode terapi setelah diberikan heparin dengan cara disuntikan dengan tekanan tertentu (flushing) dipopulerkan dengan istilah Intra Arterial Heparin Flushing (IAHF). Heparin sebagai antikoagulan yang didorong dengan tekanan tertentu diklaim oleh peneliti yang saat itu sebagai mahasiswa S3 FK Universitas Hasanudin Makassar bisa menjadi terobosan intervensi kasus stroke iskemik kronis sebagai
inovasi baru dan temuan baru.
Setiap penelitian S3 pasti mensyaratkan novelty atau kebaruan dalam penelitiannya. Dengan metode eksperimen one group pre-test post-test design peneliti hanya melihat efek IAHF dengan membandingkan kondisi pre-test atau sebelum intervensi IAHF dan post-test atau sesudah intervensi IAHF dan ternyata terbukti aliran darah otak bisa diperbaiki dengan menaikan volume darah otak semenit dari 25,22 ml menjadi 35 ml per 100 gram volume otak (kenaikan 10,39 ml/100 g/menit atau perbaikan 41,20 %) serta meningkatkan kekuatan otot yang dinilai dengan Muscle Manual Test (MMT) dengan skor 6 dari skor MMT 30,21 (CI 95% SD 10,47) sebelum terapi IAHF menjadi 36,27 (CI 95% SD 11,59) paska terapi IAHF.Sayang sekali penelitiannya tidak sampai mengukur aliran darah di tiga daerah yang sangat kritis terdampak stroke iskemik (sumbatan) yaitu aliran darah di inti atau pusat kerusakan (tidak mungkin bisa pulih), daerah penumbra (rusak yang masih bisa pulih) dan benign oligemia atau daerah perbatasan yang masih normal di sekitar sumbatan. Dalam setiap peneltian itu pasti memang ada kelemahannya dan itulah peluang baru untuk studi berikutnya. IDI meminta lebih atas fakta ilmiah tersebut supaya bias efek plasebo bisa terhindarkan.
Keabsahan Akademik Dalam tradisi ilmu klinis setiap prosedur baru dalam tindakan klinis meliputi diagnosis dan terapi serta pencegahan penyakit harus memenuhi kaidah ilmu kedokteran yang berbasis bukti atau EBM dengan uji klinis dari tahap 1,2,3 dan 4. Teknik DSA sebagai metode diagnosis kasus sumbatan pembuluh darah sudah melewati uji klinis dan sudah dipakai di seluruh dunia di berbagai rumah sakit terkenal seperti di Singapura, Eropa dan Amaerika. Hanya saja DSA yang dikembangkan menjadi model terapi baru stroke kronis dengan nama IAHF ala Terawan di klaim belum pernah ada di negara manapun di dunia ini. Jika searching di google scholar atau pubmed NCBI menggunakan keyword IAHF untuk stroke kronis (IAHF and chronic stroke) maka hanya ada publikasi dari dr Terawan dengan 3 publikasi original paper murni penelitian dalam bahasa Inggris di tahun 2016 dn 2021 dan 2 paper dari komunitas ahli syaraf berupa review article dalam bahasa Inggris terbit di tahun 2016 berupa review article dari pakar neurologi untuk menyanggah papernya dr Terawan. Metode terapi tersebut sudah dipakai dalam disertasi S3 dan disetujui oleh penguji dan lolos kaji etik. Biasanya kajian dimulai dari penelitian uji preklinis yang dilakukan pada binatang atau model sel kultur di laboratorium sebagai studi pendahuluan sebelum dilakukan pada manusia. Teknik IAHF ini langsung diujicobakan pada manusia karena pengembangan dari DSA yang sebelumnya sudah digunakan di klinik sejak tahun 1953 dan disempurnakan pada tahun 1970 sebagai metode diagnosis.
Teknik IAHF ini telah lolos kaji etik oleh komite etik FK Unhas Makassar (nomer UH14110582) sebagai syarat wajib penelitian kepada subjek manusia untuk kepentingan terapi penderita stroke kronis yang menjadi bagian tak terpisahkan dari syarat S3.
Tuntutan Tiga Domain EBM Penelitian S3 oleh mantan Menkes yang dilakukan untuk memenuhi syarat gelar S3 sebagai dasar ilmiah tindakan IAHF yang dilakukannya dinilai oleh IDI tidak memenuhi kaidah uji klinis yang sejati (Clinical trial). Trias Evidence Based Medicine (EBM) yang terdiri dari patient’s value dan patient’s preference, clinical expertise dan the best evidence dengan dukungan penelitian uji klinis Randomized Control Trial (RCT) dinilai ada yang kurang. Meskipun diakui bahwa mantan menkes sudah memiliki clinical expertise dan memenuhi patient’s preference, praktek tersebut belum bisa diterima sesuai EBM karena kurang satu faktor “the best evidence”. Sebenarnya jika the best evidence (gold standard) belum tersedia masih bisa dimaklumi untuk mencari bukti yang ada meskipun silver standard (standar perak) atau bronze standard (standar perunggu) sesuai ilmu diagnosis. Dalam terapi juga begitu jika bukti penelitian tidak memenuhi RCT secara ketat maka bisa menggunakan standar level 3 apabila level 1 dan level 2 tidak tersedia. Artinya masih ada kompromi secara metodologis untuk memilih the best standard jika belum ada bukti pada level 1 atau grade A. Oleh karena itu jangan terlalu radikal dalam menerapkan EBM sehingga terkesan membabi buta harus menuntut standar grade 1 atau grade A semua. Ada semacam radikalisasi dalam sains
untuk mendapatkan bukti terbaik.
Kaidah ilmiah untuk penelitian S3 sudah lolos dengan hasil sangat memuaskan namun untuk dipakai dalam praktek selanjutnya harus melewati uji klinis versi klinisi berbasis Good Clinical Practise (GCP). Setiap peneliti yang mau melakukan uji klinis harus memiliki sertifikasi GCP. Meskipun dalam publikasinya di jurnal internasional Q4 terindex scopus mantan Menkes menuliskan bahwa penelitian tersebut menggunakan uji klinis yang melibatkan pasien di RSPAD tapi faktanya design nya tidak memenuhi uji klinis 100 persen seperti harus ada randomisasi, harus ada kelompok kontrol dan kelompok pembanding dengan terapi standar dan analisis besaran efek primer dan sekunder antar kelompok dan subgroup serta melaporkan ada tidaknya kejadian yang tidak diinginkan (KTD). Apalagi menurut bukti ilmiah tindakan DSA sendiri bisa menimbulkan risiko serangan stroke sebesar 0,14 – 1 persen dan kejadian stoke transient sebesar 0,4-3 persen tergantung pengalaman klinis dokter dan kondisi pasien.
Pandangan Bioetik Islam Sebagai penutup sikap pusat studi BIOHUKI FK UII mencoba menganalisisnya dari sudut pandang islam berangkat dari QS surat al Isra ayat 36: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban” dan ayat 37: “Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan apat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung: Dalam kasus ini polemik antara IDI dengan dr. TAP bisa selesaikan dengan ilmu dan mediasi melalui bukti bukti terbaru oleh para ahli ilmu dengan mengedepankan sikap jujur dan rendah hati alias tidak sombong. Bukti terbaru jelas bahwa konten konten di media sosial seperti you tube yang memuji diri berlebihan metode brain wash sudah didelete dan permintaan IDI untuk menerbitkan paper terkait dengan prosedur IAHF juga sudah dipenuhi dengan terbitnya paper ketiga yang berjudul Case Series Chronic Pediatric Ischemic Stroke in Childs Succesfully Treated with IAHF Procedure di jurnal internasional terindex google scholar yang terbit Amerika Serikat. Artinya permintaan IDI sudah dipenuhi sebagian secara sungguh sungguh meskipun belum maksimal karena belum bisa membuat penelitian esperimental dengan design Randomised Control Trial (RCT). RCT yang sempurna butuh waktu lama dan dana yang besar tidak seperti review article yang dengan modal beberapa juta bisa dan dalam bebeapa bulan selesai sampai publikasi tidak sampai satu tahun. Clinical trial dengan RCT yang sangat dituntut oleh IDI dan saksi ahli adalah kondisi ideal dengan level yang sangat tinggi yang kadang para senior pun jarang yang bisa melakukannya. Teori etik yang sesuai dengan filosofis sing penting nindakke kewajiban (deontologi), sing penting manfaat (teleologi), sing penting atine resik lan duwe sifat becik (the virtue ethics) seperti nabi yang punya sifat sidiq, amanah tabligh dan fathonah, sing penting jaga hubungan baik (feminism ethics) dan sing penting narasinya inspiratif (narrative ethics) bisa dijadikan pendekatan untuk memecah kebuntuan hubungan antara sesama anggota IDI atau pengurus IDI dengan anggotanya. Uswatun hasanah atau keteladanan sesuai teori virtue ethics lebih powerful dari pada narrative ethics yang hanya sekedar mau’idhoh hasanah atau nasehat kebaikan untuk bisa saling ishlah. Saatnya para tokok IDI dan anggotanya untuk mengamalkan etika profetik (etika keteladanan nabi) atau virtue ethics. Jadilah orang baik, hidup dengan baik dan selalulah berbuat baik dengan menjaga hubungan baik. Semoga bisa dan waallahu a’lam. [UII News]

 

COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) menjadi wabah pandemic di seluruh dunia. Saat ini COVID-19 sudah mencapai lebih dari dua juta kasus positif diseluruh dunia dan memakan korban hingga 165.310 jiwa. Atas keprihatinan ini, Forum Kedokteran Islam Indonesia (FOKI) dan Pusat Studi Bioetik dan Hukum Kedokteran Islam (BIOHUKI) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan seminar online internasional dengan tema “COVID-19; from Biomolecular to Bioethics” pada hari Jumat, 7 April 2020 pukul 07:00 – 10:00 . Seminar ini juga didukung oleh Pertubuhan Amal Perubatan Ibnu Sina Malaysia (PAPISMA) dan Scientific Medical Activity of Research and Technology (SMART ) FK UII.

Seminar ini menghadirkan empat pembicara yang semuanya memberikan presentasinya dari luar negeri (red; Indonesia). Pembicara pertama adalah Associate Prof. Dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD dari Perdana University Malaysia. Prof. Teguh membawakan materi terkait “biomolecular aspect of COVID-19; natural or manipulation”. Pembicara kedua berasal dari University Health Science (UHS) Lahore Pakistan, sesi ini dibawakan oleh Prof.Dr. Nadeem Afzal, MBBS,MSc, PhD mengenai immune response on covid 19. Pembicara ke-3 yaitu Dr. Rohimah Mohamud, PhD dari Universiti Sains Malaysia mengenai Vaccine Development on COVID-19. Sesi terakhir diisi oleh salah satu dosen FK UII founder BIOHUKI yang sedang mengambil program PhD di Mahidol University Thailand yaitu dr. Syaefudin Ali Akhmad,MSc. Beliau membawakan materi COVID-19 dari aspek bioetika kedokteran.

Seminar online ini diselenggarakan melalui aplikasi zoom dan dimoderatori oleh dokter alumni FK UII yaitu dr.Faisal Ridho Sakti dan pembawa acara Noor Alis, SKM, Dr.PH dosen FKIK UMS. Sayangnya, pada saat seminar akan dimulai, prof. Nadeem berhalangan untuk hadir karena ada agenda lainnya. Seminar ini dihadiri oleh berbagai lini profesi kesehatan dari berbagai daerah di Indonesia. Antusias peserta begitu tinggi dibuktikan dengan kehadiran peserta seminar online hingga mencapai 90 peserta lebih sampai akhir sesi acara ini berakhir. Alhamdulillah semua sesi materi dan diskusi acara ini direkam dan bisa dinikmati melalui youtube oleh semua orang.

“Terimakasih kepada para pembicara yang sudah meluangkan waktunya untuk berbagi disini. Terimakasih kepada BIOHUKI FK UII sebagai inisiator dan PAPISMA yang telah menghadirkan pembicara-pembicara hebat. Saya sangat bangga, ditengah pandemic ini bisa hadir pakar-pakar hebat yang akan membagikan ilmunya dan bisa mencerahkan masyarakat. Semoga acara ini bisa bermanfaat bagi kita semua”, ungkap ketua FOKI dr. Iwang Yusuf, M.Sc yang mewakili sambutan dekan FK UII.

 

Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah SWT kajian perdana yang diadakan oleh pusat kajian Bioetik islam dan hukum kesehatan Islam (BIOHUKI) sukses di gelar di kampus Salaya Universitas Mahidol Bangkok Thailand. Rencananya kegiatan diskusi seperti ini akan digelar di 16 perguruan tinggi di seluruh Bangkok (Thailand) yang akan berakhir tahun 2022 dengan agenda kegiatan tiap dua bulan sekali. Oleh karena itu kegiatan tersebut diberi nama Islamic Bioethic Forum (IBF) seperti forum pada umumnya yang sifatnya terbuka untuk siapa saja dan untuk penganut agama apa saja karena Islam itu rahmatalilalamin. Pada diskusi perdana sebagai pembicara adalah dr. Syaefudin Ali Akhmad, Msc mahasiswa S3 di Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Siriraj Hospital Universitas Mahidol. Tema yang dibahas adalah Boosting the spirituality with ibadah and dakwah. Hadir dalam kajian itu mahasiswa dari Indonesia, Malaysia dan Thailand dari berbagai jurusan kurang lebih 20 mahasiswa. Dalam paparannya pemateri menyampaikan perlunya beragama dengan menghadirkan ruhnya beragama yaitu kedekatan kepada sang Pencipta, mendapatkan pengalaman spiritual dan menemukan makna hidup yang paling berharga serta berbudi luhur. Jalan spiritual tersebut melalui jalan ibadah sesuai QS adzariyat ayat 56 (kewajian utama beribadah sbg abdullah) dan dakwah QS An nahl 125 (tugas utama sbg umat rosululloh). Jalan ibadah adalah jalan menjadi hamba Allah yang selalu taat menjauhi maksiat dan jika bermaksiat segera taubat bahkan Allah sangat suka dengan hamba yang bermaksiat yang bertaubat. Semua aktifits hidup ini jika diniatkan untuk mencari ridha Allah dengan cara mengikuti sunnah rosululloh maka akan dinilai ibadah terutama  dalam beretika dan berakhlaq. Oleh karena itu ajaran etika hidup islami atau bioetik islam sangat penting bagi setiap profesi apapun. Dakwah adalah ajaran islam untuk tanggung jawab sosial kita untuk menyebarkan manfaat dan melebatkan manfaat ke seluruh alam atas hidayah Islam. Islam tidak mengajari umatnya duduk manis di rumah menunggu datangnya ajal tapi Islam mendorong umatnya untuk menjelajahi alam ini untuk mencari hidayah dan pengalaman spiritual. Umumnya western countries menganggap beragama atau religiosity itu berbeda dengan spirituality sedangkan negeri timur khususnya umat Islam berpandangan bahwa keduanya adalah sama. Religiousity adalah kadar atau tingkat pengamalan agama seseorang yang bisa dilihat secara formal, kultural dan secara orientasi publik mudah teridentifikasi dari aspek tampilan eksternal sedangkan spirituality bersifat individual dan berorientasi ke dalam untuk mencari makna hidup, selalu diawasi dan ingat/terhubung kepada Allah  dan terbentuknya akhlak yang mulia.

Dalam sistem hidup Islam ada 3 tingkatan yaitu islam iman dan ihsan. Jika manusia itu memiliki komponen body mind spirit maka agama Islam juga terdiri dari body yaitu Rukun Islam, Mind yaitu Rukun Iman serta Spirit yaitu Rukun Ihsan. Sayang hanya sedikit umat islam yang bisa mencapai level ihsan atau spirituality. Banyak yang memakai jubah dan sorban kemanapun tapi spiritualnya belum terbentuk dan terjebak dalam formalisme. Di sisi lain Dai Lama tokoh spiritual Budha bisa leluasa dengan jubahnya untuk pergi kemanapun dan tidak ada yang membully  dengan radikalisme Budha di Rohingya tapi umat islam dibully dengan tuduhan radikalisme fundamentalisme dan terorisme di seluruh dunia. Tepatnya itu adalah autokritik untuk pembicara sendiri untuk selalu eling waspada.  Di sisi lain bahaya juga merasa sudah mencapai level ihsan atau merasa memiliki spiritualitas yang tinggi padahal sholat subuhnya saja masih sendirian dirumah tanpa udzur apapun. Jaman nabi aja orang munafik rajin sholat jamaah tapi berat sholat isya dan subuh berjamaah.

Pada intinya dengan dakwah akan mudah terwujud level spiritual sedangkan dengan ibadah akan terbentuk level reliogiousity. Jalan dakwah adalah jalan para nabi sehingga ibadah (prayer/doa) dan dakwah sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai Pusat atau center dari jalan dakwah dan ibadah adalah masjid dengan hidupnya  amalan nurani para anbiya. Oleh karena dalam pertemuan tersebut semua bertekad akan meminta kepada Allah dengan sungguh sungguh dan ikhtiar terbaik untuk membangun masjid disekitar lokasi kampus Mahidol di Salaya karena sampai hari ini belum ada satu pun masjid di sekitar kampus Salaya. Dalam rangka usaha atas perkara ini maka pelatihan amalan masjid 24 jam akan digelar setelah liburan semester dengan akan dibentuk rombongan perintis amalan masjid untuk kampus Mahidol selama 3 hari. Semoga Allah mengabulkanya.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu acara ini terutama UII yang telah memberi bantuan biaya Pendidikan S3,  Mahidol University yang telah memberikan beasiswa, Pimpinan FK UII yang telah mengunjungi kami di Bangkok, Jamaah Tabligh Syuro Alami yang telah menjadi sieksi konsumsi, Jamaah Tabligh Nizamuddin yang telah mensupport inti acara, dan admin biohuki mas nano yang menjadi single panitia. Semoga Allah membalas kebaikan semuanya. Amien

 

 

Indonesia Menulis [Writenesia] 2017

IMG-20171027-WA0011 (2)

Indonesia Menulis ‘’Writenesia’’ 2017

Melalui Pena Mencerahkan Peradaban

 

Pembicara beserta Tema Materi
Kamis, 2 Nov 2017 Jumat, 3 Nov 2017

Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.*

Rektor UGM

“Pena Pengubah Peradaban: Peran Generasi Milenial dalam (R)evolusi Digital”

R. Toto Sugiharto

Jurnalis Senior Majalah KAGAMA dan kagama.co

Strategi Menulis Novel dan Skenario untuk Rumah Produksi

Mas’ud Chasan

CEO Pustaka Pelajar dan Pemilik Social Agency di Yogyakarta

Rahasia Buku Best-Seller

Drs. Octo Lampito, MPd.*

Pemimpin Redaksi, jurnalis senior di SKH Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta

Mencerahkan Dunia melalui Opini

Fernan Rahadi, SIP.

Jurnalis Senior di Republika

Rahasia Menaklukkan Media Massa

dr. Syaefudin Ali Akhmad, MSc.

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia [FK UII]

Spiritual/Religious Writing: Rahasia Menemukan Allah Melalui Tulisan

Prof. Taruna Ikrar, M.D., M.Pharm., Ph.D.*

Kandidat Nobel Prize Kedokteran 2016

Dekan California School of Biomedical Sciences (CSBS), USA

“Rahasia Sukses Publikasi di Jurnal Nature”

Prof. Abdul Rohman PhD, Msi., Apt.

Guru Besar Farmasi UGM. Peraih Young Scientist Scopus Award 2014, publikasinya di jurnal terindeks Scopus lebih dari 110 artikel, h-index di Scopus = 16.

“Strategi Pencitraan Terefektif melalui Publikasi Internasional”

Nandang Sutrisno, SH., M.Hum., LLM., Ph.D. *

Rektor Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Rahasia Sukses Cendekiawan Muslim dalam Mencerahkan Peradaban

dr Dito Anurogo MSc

dr. Dito Anurogo, MSc.

Dokter digital/online detik.com, penulis lebih dari 18 buku dan 333 karya tulis terpublikasi. Peraih Gadjah Mada Awards 2015, sertifikasi CME dari Harvard dan Oxford University.

Judul Ideal Vs Judul Kontroversial

Dr. Novi Kurnia, Msi., M.A.*

Ketua Program Studi S2 Ilmu Komunikasi UGM dan Inisiator Jaringan Pegiat Literasi Digital, JAPELIDI)

“Pemberdayaan Perempuan Era Milenial melalui Karya dan Pena”

Floweria

Penulis Produktif, Pegiat Literasi di Forum Lingkar Pena

Genious Writing and Women-writer-preneurship

*Hadir, Perlu Rekonfirmasi
Tempat : Lantai 2 Gedung IKD Biomedis FK UGM Yogyakarta
Waktu Kamis 2 nov 2017 [12.00 – selesai]

Jumat 3 Nov 2017 [usai Jumatan – selesai]

HTM : Mahasiswa dan Pelajar 25K

Umum 50K

On the Spot [OTS]

Mahasiswa dan Pelajar 50K

Umum 100K

Kuota Terbatas Hanya 50 peserta

Cara Pembayaran sertakan 3 digit no HP terakhir.

Misal Fulan, 081234567890, mahasiswa membayar OTS, transfer 50.890

Pendaftaran dibuka hingga 2 Nov 2017.[OTS]

Daftar ulang 2 Nov 2017 jam 10.00 – 11.00 WIB

Rekening Pembayaran 0306834532 BNI Atas Nama Sitti Aisyah M
Konfirmasi Pembayaran Nama lengkap + gelar – Institusi – No HP – email – Foto bukti pembayaran

ke WA ; 0812-1515-1506 dan 0853 95 999 085

Fasilitas : Sertifikat cetak, kudapan, ilmu dan pengalaman, jejaring, buku elektronik senilai 300K untuk 30 pendaftar pertama dan lunas.
Contact person : dr. Dian Marlia 0812-1515-1506

Egi Prayoga 0858 682 665 42

Aisyah 0853 95 999 085

Supported by

Kaliurang (UII News-16/08) – Bioetik merupakan cabang ilmu etika yang mengumpulkan berbagai macam disiplin ilmu dengan menjadikan kehidupan sebagai fokus kajian. Dalam bidang medis, aplikasi bioetik di pelayanan kesehatan memegang peran yang sangat penting karena ilmu ini mampu menjawab permasalahan-permasalahan etik dalam dunia kedokteran. Read more

Bioetik sebagai sebuah kajian multidisplin berupaya mempertemukan pendekatan kedokteran, hukum, ekonomi, biologi, dan agama untuk menyelaraskan maksud dan tujuan penciptaan manusia (the purpose of life) dengan keperluan hidup atau the necessity of life dari manusia itu sendiri. Read more